Rindu yang sepaket dengan ucapan selamat tinggal yang menyayat hati - www. pexel.com |
Ia datang tanpa diminta dan pergi dengan seenaknya.
Kisah sederhana dari seseorang yang diam-diam pernah ada.
Kau hadir disaat aku hampir menyerah dengan keadaan yang diamana aku hampir saja keluar dari pekerjaanku karena tekanan dari atasan dan tugas" yang tak pernah ada habisnya.
Kau membuatku mempunyai alasan untuk aku terus bertahan disaat semua yang aku pikir sudah tak ada lagi alasan untuk bertahan.
Kau melemparkan senyuman yang tak biasa aku dapatkan.
Serasa sesak dan senang datang secara bersamaan.
Sesak saat mengetahui kau sudah memiliki pasangan dan senang karena ada hal berbeda datang yang membuat awalnya gelap menjadi bersinar.
Aku tak pernah berharap lebih dari sebuah rasa yang akan merusak hubungan jika aku perjuangkan.
Namun aku berpikir tidak ada yang salah jika aku memutuskan untuk menjadikanmu sebuah alasan untukku terus berjalan kedepan.
Kau datang memang pada waktu yang tepat, namun entah mengapa kau hanya singgah sejenak.
Meski aku sudah menuliskan sebuah kata sandi "disinisaja" pada komputer yang kau gunakan tetap saja tak dapat membuatmu bertahan lebih lama.
Beberapa hari aku tak melihatmu duduk dikursi yang kau gunakan setiap harinya dan tak melihat senyuman indah yang biasa aku dapatkan.
Aku hanya dapat bertanya-tanya kepada waktu, terus menunggu dan menahan rindu.
Setiap ada langkah kaki yang terdengar dipagi hari, aku berharap itu kamu.
Dan datang pada waktu dimana harapanku terdengar oleh tuhan, langkah kaki yang kudengar pagi itu benar, langkah kakimu.
Sudah tidak sabar aku ingin menyapamu meski hanya sebuah ucapan "apa kabar?" dari seseorang yang diam-diam mengagumimu.
Aku terus tersenyum, tak dapat aku pendam kebahagiaan dihari itu.
Sampai pada senja mulai menyapa dan sudah waktunya pulang kerja, kau tiba-tiba saja menghampiri semuanya, berjabat tangan dan mengucapkan selamat tinggal.
Aku hanya terdiam saat kau mengulurkan tangan untuk berjabat tangan.
Dalam benakku, "apa yang terjadi?"
Hal yang tak pernah aku duga sebelumnya, kamu benar-benar keluar dari perusahaan tanpa ada tanda-tanda dan kabar yang terdengar sebelumnya.
Aku masih belum percaya baru saja kau mengucapkan selamat tinggal.
Akupun tak dapat berpikir, pikiranku tiba" kosong, dadaku terasa sesak dan tak tau apa yang harus aku lakukan.
Sampai pada akhirnya ada rekanku yang menepuk pundakku sembari mengucapkan "waktunya pulang".
Aku tersadar lalu mengambil tas ranselku dan berjalan untuk untuk pulang meski aku masih belum percaya akan kenyataan yang baru saja terjadi hari itu.
Sesampai dirumah aku masih termenung.
Rindu yang masih belum sepenuhnya terobati sepaket dengan ucapan selamat tinggal yang menyayat hati.
Seiring kepergianmu, aku terus berusaha untuk meyakinkan diriku semuanya akan baik-baik saja.
Setiap pertemuan pasti ada perpisahan, aku harus menyadari itu.
Sebuah hal mutlak bahwasanya datang dan pergi adalah sebuah hal yang pasti akan tiba pada masanya.
Sebuah hal mutlak bahwasanya datang dan pergi adalah sebuah hal yang pasti akan tiba pada masanya.
Aku berharap di lain waktu aku masih dapat bertemu denganmu, menyapamu, dan melihat senyum yang indah darimu.
Komentar
Posting Komentar